Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Q.S. al-Mâ`ûn [107]: 1-7

A. Q.S. al-Mâ`ûn [107]: 1-7 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِا لدِّيْنِ ۗ  "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?" فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ ۙ  "Maka itulah orang yang menghardik anak yatim," وَ لَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَا مِ الْمِسْكِيْنِ ۗ  "dan tidak mendorong memberi makan orang miskin." فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ ۙ  "Maka celakalah orang yang sholat, [sambung ke ayat 5, yaitu orang yang lalai terhadap sholat]" الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَا تِهِمْ سَاهُوْنَ ۙ  "(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya," الَّذِيْنَ هُمْ يُرَآءُوْنَ ۙ  "yang berbuat riya'," وَيَمْنَعُوْنَ الْمَا عُوْنَ "dan enggan (memberikan) bantuan." (QS. Al-Ma'un 107: Ayat 1-7) B. Penjelasan Al-Ma`ûn menurut bahasa berasal dari kata `awn (عون) yang berarti bantuan dan pertolongan.  Pada dasarnya Q.S. al-Mâ`ûn ini menganjurkan umat Islam untuk  gemar memberi santunan dan bantua...

Al-Hadi

E. AL-HADI ( الهادي ) 1. Pengertian al-Hadi Secara etimologi kata al-Hadi diambil dari akar kata hadaya, yaitu huruf ha, dal dan ya. Ia dapat diartikan dengan penunjuk jalan karena ia selalu berada di depan memberi petunjuk.  Tongkat bagi orang-orang tertentu misalnya orang buta dapat dikatakan sebagai al-Hadi karena ia digunakan mendahului kakinya sebagai petunjuk  ke mana kaki harus melangkah.  Selain itu al-Hadi juga dapat berarti menyampaikan  dengan lemah lembut. Dari makna ini terlahir istilah hadiah karena hadiah biasanya disampaikan dengan kelembutan sebagai bentuk simpatik seseorang pada orang lain.  Dari kata tersebut juga terlahir kata al-hadyu yang berarti binatang yang disembelih di baitullah sebagai persembahan. Dalam al-Qur’an kata al-Hadi yang  diserta dengan alif dan lam tidak ada.  Kata yang ada Hadi tanpa alif dan lam sebanyak  tiga kali seperti firman Allah Swt: وَاِ نَّ اللّٰهَ لَهَا دِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِلٰى صِرَا طٍ مُّ...

AL-HASIB

AL-HASIB ( الحاسب)  1. Pengertian al-Hasib Al-Hasib secara etimologi berasal dari kata hasiba dengan tiga huruf Arab ha, sin dan ba. Setidaknya terdapat empat kata dalam bahasa Arab, yaitu menghitung, mencukupkan, bantal kecil dan penyakit yang menimpa kulit shingga kulit menjadi putih.  Hanya saja makna ketiga dan keempat dari kata al-Hasib tidak mungkin dilekatkan kepada Allah Swt.  Dalam al Quran kata al-Hasib disebutkan empat kali. Tiga terkait dengan Allah Swt dan satu terkait dengan manusia. Dua ayat yang terkait dengan Allah Swt dapat diartikan dengan Dzat yang memberi kecukupan. Di antaranya terdapat dalam firman Allah Swt:  ۗ وَكَفٰى بِا للّٰهِ حَسِيْبًا "Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 39) Imam al-Ghazali mengartikan al-Hasib dengan Dia yang mencukupi siapa saja yang mengandalkan diriNya. Sifat ini hanya milik Allah karena tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang dapat mencukupi kebutuhan orang lain.  Menurut al-G...

Bab 1 Pengertian Al-Qur’an

1. Pengertian Al-Qur’an Para ulama dalam bidang ilmu al-Qur’an telah mendefnisikan al-Qur’an menurut pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi (bahasa) maupun terminologiterminologi (istilah) . Berikut adalah beberapa pendapat dikalangan para ulamak tersebut. a. Menurut al-Lihyany (w. 215 H) dan golongan ulama lainnya Kata Qur’an adalah bentuk mashdar dari kata kerja (قرا ) yang artinya membaca, dengan perubahan bentuk kata/tasrif (¸قرا- يقرا-قرانا ) Dari tasriif tersebut, kata قرانا memiliki arti bacaan yang bermakna isim maf’ul atau objek ( مقروا˴) artinya yang dibaca.  Karena al-Qur’an itu dibaca maka dinamakanlah ia al-Qur’an. Kata tersebut selanjutnya digunakan untuk kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. Pendapat ini berdasarkan firman Allah Swt. sebagaimana yang termaksud dalam QS. al-Qiyamah ayat 17-18. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰ نَهٗ ۚ  "Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dad...

Hadist Nasihat -2

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ جَاءَهُ أَجَلُهُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلم لَقِىَ  اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّيْنَ إِلَّا دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ. Rasulullah Saw. bersabda,  “ Barangsiapa yang kedatangan ajal, sedang ia masih menuntut ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah di mana tidak ada jarak antara dia dan antara para nabi kecuali satu derajat kenabian .” (HR. Thabarani)  Keterangan : Mencari ilmu adalah amal yang mulia dan terpuji. Khususnya ilmu agama Islam. Sebab, dengan menekuni ilmu-ilmu agama, berarti dia telah merintis jalan untuk mencari Ridha Allah.  Dengan ilmu itu ia dapat menghindari larangan-larangan Allah dan menjalankan perintah-Nya. Karena itulah para malaikat selalu melindung orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Dan kelak di hadapan Allah mereka mendapat kemuliaan yang hanya terpaut satu derajat dengan para nabi.

(Bab I ) Pengertian Aqidah

1. Pengertian Akidah Akidah berakar dari kata yang berarti tali pengikat sesuatu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan berarti belum ada pengikat dan sekaligus berarti belum ada akidahnya.  Dalam pembahasan yang masyhur akidah diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan. Dalam kajian Islam, akidah berarti tali pengikat batin manusia dengan yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta  serta Pengatur alam semesta ini.  Akidah sebagai sebuah keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.  Sedangkan M. Syaltut menyampaikan bahwa akidah adalah pondasi yang di atasnya dibangun hukum syariat. Syariat merupakan perwujudan dari akidah. Oleh k...

Hadits Nasihat -1

Perumpamaan ilmu وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ,وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِأَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِالْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ Rasulullah Saw. bersabda, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain ahlinya bagaikan menggantungkan permata mutiara dan emas pada babi hutan.” (HR. Ibnu Majah dan lainnya) Keterangan : Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam, pria maupun wanita. Kewajibannya tidak terbatas pada masa remaja, tetapi sampai tua pun kewajban mencari ilmu tidak pernah berhenti. Dalam kitab “Ta’limul Muta’allim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut terlebih dahulu adalah “Ilmu Haal” yaitu ilmu yang seketika itu pasti digunakan dan diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh. Seperti ilmu Tauhid dan ilmu Fiqih.  Di dalam ilmu Tauhid yang harus dipelajari dahulu mengenai ke-Esaan Allah serta sifat-sifat-Nya yang wajib dan mahal, keperc...

QS. Al-Baqarah 2: Ayat 177

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَا لْمَلٰٓئِکَةِ وَا لْكِتٰبِ وَا لنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰ تَى الْمَا لَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَا لْمَسٰكِيْنَ وَا بْنَ السَّبِيْلِ ۙ وَا لسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَا بِ ۚ وَاَ قَا مَ الصَّلٰوةَ وَاٰ تَى الزَّکٰوةَ ۚ وَا لْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا ۚ وَا لصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ ۗ اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ "Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba saha...

AL-MALIK

C. AL-MALIK ( المالك ) 1. Pengertian al-Malik Al-Malik secara umum diartikan dengan kata raja atau penguasa. Kata al-Malik terdiri dari huruf Mim Lam Kaf yang rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan Keshahihan.  Kata al-Malik di dalam al-Qur’an terulang sebanyak lima kali dan biasanya diartikan dengan arti raja. Dua dari ayat tersebut disandingkan kepada kata al- Haq yang berarti pasti dan sempurna. Hal ini karena kerajaan Allah Swt abadi dan sempurna tidak seperti kerajaan manusia. Hal ini terlihat dalam firman  Alllah Swt : فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَـقُّ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْـكَرِيْمِ " Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) 'Arsy yang mulia." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 116) Imam al-Ghazali menyatakan kata al-Malik menunjukkan bahwa Allah Swt tidak membutuhkan kepada segala sesuatu melainkan segala sesuatu membutuhkan diriNya. Tidak hanya itu bahkan seg...

2. QS. Luqmān [31]: 13 – 17

2. QS. Luqmān [31]: 13 – 17 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَاِ ذْ قَا لَ لُقْمٰنُ لِا بْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِا للّٰهِ ۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ " Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman 31: Ayat 13) وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ " Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu ." (QS. Luqman 31: Ayat 14) وَاِ نْ جَاهَدٰكَ عَلٰۤى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ...

Hidup berkah dengan menghormati orang tua dan guru

Mari Memahami Al-Qur'an dan Hadis 1. QS. al-Isrā’ [17]: 23 – 24 c. Penjelasan QS. al-Isrā’ [17]: 23 – 24  Ayat di atas memiliki kandungan mengenai pendidikan karakter, yang didefinisikan sebagai satu kesatuan yang membedakan satu dengan yang lain   atau dengan kata lain karakter adalah kekuatan moral yang memiliki sinonim beru pa moral, budi pekerti, adab, sopan santun dan akhlak. Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu  berupa al-Qur’an dan Sunah. Adapun Budi pekerti, moral dan sopan santun bersumber dari filsafat. Dalam surat al-isro' ayat 23-24 ini allah memerintahkan kepada hamba-hambanya agar menyembah allah semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatupun. Ayat ini mengandung pengertian bahwa kaum muslimin memiliki kedudukan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kaum yang lain yang menyekutukannya dengan sesuatu yang lain . Dalam Tafsı̄r Ibnu Kaṡı̄r dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk menyembah Dia semata, tidak ada sekut...

Dasar Ilmu Kalam

B. Dasar -Dasar Ilmu Kalam  1. Al-qur'an    a. QS . Al-ikhlas ayat 1-4  Keseluruhan ayat pada surat ini membahas tentang identitas dan keesaan allah swt. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ ۚ  Katakanlah (hai Muhammad), dialah allah yang maha esa. اَللّٰهُ الصَّمَدُ ۚ  Allah tempat bergantung segala sesuatu . لَمْ يَلِدْ ۙ وَلَمْ يُوْلَدْ ۙ  Allah tidak beranak dan tidak pula dipranakkan . وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengannya. b. QS . Al-furqon ayat 59. Ayat ini membahas tentang istiwa-nya allah di atas arsy.  Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اَلَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّا مٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ ۚ اَلرَّحْمٰنُ فَسْئَـلْ بِهٖ خَبِيْرًا (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa , kemudian dia bersemayam di atas arsy, (dialah allah) yang maha pengasih , maka tanyakanlah (tentang alla...

Ilmu Kalam

A. Pengertian Ilmu Kalam 1. Pengertian Ilmu Kalam dari Segi Etimologi  Pengertian kalam jika ditinjau dari segi etimologi memiliki arti pembicaraan , dalam arti pembicaraan yang didasari dengan nalar dan logika yang rasionalrasional . Dalam bahasa inggris dikenal dengan "theology" Ilmu kalam lebih kepada bagaimana mempelajari dan menetapkan keyakinan(keimanan) dengan bukti-bukti yang logis . Ada beberapa alasan kenapa ilmu ini dinamai dengan Ilmu Kalam, diantaranya : a. Sebagian para ulama ketika menjelaskan berbagai persoalan dalam hal-hal  akidah Islam itu, yang biasa digunakan oleh para ϐilosof. Para ulama menyebut  metodenya itu dengan sebutan al-kalām, sehingga mereka disebut ahl-ul kalām,  sedang para ϐilosof dapat disebut ahl-il mantiq. b. Pada abad ke dua Hijriah ada persoalan yang menggoncangkan umat Islam yaitu tentang persoalan kalāmullāh. Apakah kalamullah itu diciptakan atau bukan, baru (hadis) atau terdahulu (qadīm). 2. Pengertian kalam secara terminolo...

B. ARROZZAK (الرزاق)

B . ARROZZAQ. ( الرزاق) 1. Pengertian al-Razzaq Kata Ar-rozzaq memiliki arti rezeki , dan mengalami pengembangan makna sehingga bisa berarti pangan , hujan , honor ketenangan dan lain-lain  Maka secara umum  rezeki bisa bermakna segala sesuatu yang diberikan oleh allah,  baik yang berupa fisik maupun non fisik . Didalam alquran kata arrozzaq disebutkan hanya satu kali , Firman allah swt ; اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّا قُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ  Sesungguhnya allah, dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan dan sangat kokoh   (QS. Azzariat ayat 58) Hanya saja banyak terdapat didalam alqur'an yang menggunakan akar dari kata arrozzaq yang tersebar diberbagai ayat . Kata arrozzak jika ditinjau dari makna shorofnya maka memiliki makna Allah secara terus-menerus memberikan banyak rezeki kepada makhluknya.  Mengenai hal ini Imam algazali berkata ; allah swt menciptakan rezeki dan ia pula yang menciptakan pencari rezeki sekaligus yang mengantarkannya dai...

Al-Goffar

A. AL-GAFFAR ( الغفار ) 1. Pengertian al-Gaffar Kata al-goffar jika diambil dari kata gofaro maka akan berarti "menutup" , yang bermakna allah swt dengan kasih sayangnya ia menutupi kesalahan-kesalahan hambanya didunia.  Hal ini di  antaranya terdapat dalam al Quran : رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيْزُ الْغَفَّا رُ Artinya;  (yaitu) Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya , yang maha perkasa lagi maha pengampun (QS . Shod ayat 66) Sementara jika kata al-goffar diambil dari kata Al-gofaru maka akan berarti tumbuhan yang mengobati luka dan memiliki makna allah menganugerahkan rasa penyesalan atas kesalahan yang dilakukan seorang hamba dan dengan penyesalan itu ia bertaubat dan memohon ampun kepada allah, dan allah pun mengampuninya,  seperti di dalam firman Allah Swt: فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ۗ اِنَّهٗ كَا نَ غَفَّا رًا ۙ Artinya; Maka aku berkataberkata,  mohonlah ampun kalian kepada tuhanmu,  sungguh ia m...

3. QS. Al-Qasas 28: Ayat 79

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: Terjemahan " Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. "  (QS. Al-Qasas 28: Ayat 79) " Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar ." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 80) " Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam Bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. " (QS. Al-Qasas 28: Ayat 81) " Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Qarun) itu berkata, Aduhai, benarlah kiranya Alla...

1. Q.S. AL-FURQÂN [25]: 67

MARI MENGKAJI & MEMAHAMI Penjelasan Secara umum Al-infaq atau nafaqoh memiliki makna mempergunakan atau membelanjakan harta . Baik kepada hal-hal yang positif ataupun negatif.  Adapun kata isrof berarti mempergunakan atau membelanjakan harta secara berlebihan atau secara tidak wajar dan melampaui batas.  Dan tidak hanya dibatasi dengan harta akan tetapi isrof juga masuk dalam kategori perbuatan seperti berlebihan dalam berpakaian,  makan dan minum . Sementara kata Al-iqtaar memiliki makna menahan diri dari kewajiban memberi nafkah kepada yang berhak menerimanya . Ayat diatas secara tekstual menuntun kita untuk berlaku bijak dan wajar dalam kehidupan sehari-hari , tidak boros , tidak juga pelit akan tetapi beramal sesuai dengan tuntunan yang menjadikan kita tidak tergoling boros dan pelit . Maka sebaik-baik amal adalah yang pertengahan sebagaimana ungkapan yang mashur kita dengar  (خير الأمور اوساطها)   Kata qowaama pada ayat tersebut memiliki makna berd...